- Nama Lengkapnya Nabilah Ratna Ayu Azalia, yang artinya Perempuan yang cerdas, Seperti Permata Dan Cantik Seperti Bunga
- Lahir 11 November1999
- Golongan Darah B
- Dia anggota termuda. Dia diterima jadi member JKT48 pada waktu kelas 6 SD, karena ia berbakat, dan mempunyai tinggi yang minimal,sehingga dia diterima masuk JKT48
- Nabilah hobby nya menyanyi, dance, basket, dan renang.
- Suka semua klub sepak bola
- Saat makan di restoran Jepang, Nabilah tidak sengaja memasukkan nasi ke dalam teh karena dikiranya itu sup
- Dulu Nabilah suka main Harvest Moon PS1 (PlayStation1)
- Nabilah udah bisa Naik Motor sejak kelas 4 SD
- Nabilah seneng banget foto foto ditaman depan rumahnya.
- Nabilah kalo sekolah selalu/sering dianter jemput abangnya :D ( kka yang baik )
- Nabilah sering didatengin sama temen temen memberJKT48 setiap malam jam 7 dirmahnya.
- Nabilah artis tapi tetangganya ga ada yang kenalin.
- Nabilah bercita-cita kuliah kedokteran gigi atau kedokteran anak sama kecantikan, tapi dia juga bilang entah karena dia mau juga jadi Akeolog atau Psikolog
- Genre Movie favoritnya Drama dan Horror
- Nabilah bisa masak nasi goreng, bakwan, ayam goreng
- Nabilah pengen dateng ke restoran yang dibawahnya Menara Eiffel
- Nabilah orangnya humoris seneng banget buat orang tertawa n suka suasana happy
- Benda kesayangannya itu boneka, tas, baju, sepatu yg bergambar Leopart Macan
- Kalo kemana-mana suka bawa baju dan sepatu koleksinya
- Nabilah suka nonton OVJ (Opera Van Java) karena dia suka ngelawak dan buat orang tertawa
- Dulu waktu aku masih 2 tahun aku punya boneka tedy bear, aku kasih namanya Dede Ani, bonekanya udah lama banget aku gak bisa jauh dari boneka itu. waktu itu pernah ketinggalan di rumah kakek aku terus langsung dianterin lagi tapi waktu aku di bandara bonekanya hilang. Aku nangis kuatir banget sampai sekarang aku gak bisa lupain boneka itu.
- Nasehat orang tua Nabilah pas masuk JKT48 : Kalau susah selalu inget untuk tetap semangat jangan gampang menyerah, jangan lupa eslalu berpikir positive thinking
- Nabilah itu alergi sama debu di meja, bukan debu di jalan, alergi panas kalau udah keringetan bisa gatel, dan 1 lagi alergi dingin, bisa bikin dia bersin – bersin
- Nabilah biasanya bangun pagi jam 5.30 ,, kecuali kalau capek banget bangun jam 6.00 dan kalau ada event bangun jam 3-4 Subuh
- Nabilah suka banget keju, susu dan coklat,, keju dia paling suka keju Kraft Single
- Nabilah bilang kalau punya uang banyak mau bantu keluarga dan mau ajak semua keluarganya keliling dunia, dan sisanya ditabung untuk masa depannya dan kakak serta adiknya
- Ulang tahun Nabilah yangg paling spesial itu waktu ultah ke 9 dan 12 tahun
- Umur kakaknya Nabilah jalan 18 tahun dan umur adiknya 7 tahun
- Paling suka materi pelajaran IPA tentang Isolator, Konduktor Panas dan Tentang Planet-Planet
- Nabilah bercita-cita kuliah di Universitas Indonesia ngambil S1 dan untuk S2 nya di luar negeri
- Nabilah paling gak suka hewan ular, cicak, kecoa, dan kadal.
- Paling suka main game balap mobil
- Nabilah paling gak suka sama orang yang gak bisa ngertiin perasaan kita, egois dan gak punya attitude
- Artis Amerika favoritnya itu Elvis Presley
- Artis Indonesia favoritnya Agnes Monica
- Film Favoritnya Telenovela Dulce Maria Carita de Angel
- Ice cream favoritnya rasa coklat sama vanilla
- Nabilah suka banget bunga Mawar
- Nabilah belum pernah main film, katanya dulu gak suka main film karena harus baca naskah dulu sedangkan dia maunya improve sendiri
- Nabilah lebih suka belajar sama temen-temen katanya lebih enjoy, bisa tuker pikiran bareng
- Nabilah memajang poster semua member AKB48 di dinding kamarnya
- Gadget yang selalu dibawanya HP dan Laptop
- Nabilah mulai menyukai makanan Jepang semenjak umur 1-2 tahun
- Di Backstage biasanya Nabilah ngobrol-ngobrol terus berdoa bareng sama temen-temen JKT48
- Nabilah suka banget semua Aksesoris.
- Nabilah deket sama semua member JKT48
- Tokoh favorit Nabilah : Lady Day
- Artis Jepang favoritnya : AKB48, Kiroro
- Waktu kecil Nabilah cita-citanya mau jadi dokter, terus berubah mau jadi model, presenter, dancer, pokoknya mau Go Internasional
- Nabilah bukan type perempuan yang suka nangis. Hanya satu yang bikin dia nangis yaitu dikecewakan dan orang itu tidak mengerti perasaan dia
- Oshi dan MD Nabilah di AKB48 : Tomochin, Takamina, Achan, Mariko Shinoda, Otsuko Maeda, Yuki Kashiwagi
- Nabilah pernah ikut lomba modeling, mewarnai dan lomba dance
- Alat musik favorit Nabilah itu gitar dan drum
- lagu favorit Nabilah dari AKB48 itu River dan Beginner
- Fashion style Nabilah itu feminim dan sedikit tomboy
- Nabilah kalo pergi selalu sama mamanya. kalaupun gak sama mamanya paling sama saudaranya
- Nabilah suka berenang katanya “enak aja pikiran jadi fresh”
- Gak terlalu suka baca novel
- Nabilah suka baca buku pantun-pantun lucu
- Majalah Favoritnya itu Majalah Fashion
- Nabilah lebih suka disebut anak kecil tapi orangnya dewasa
- Nabilah bukan org Padang tapi ada keturunan Padang
- Makanan Padang kesukaannya itu Sate Padang.
- Nabilah itu cadel
- Nabilah suka baca Manga "Fairy Tail dan Doraemon" dan suka semua chart di anime Fairy Tail
- Japanese food favorit Nabilah : Sushi dan Tempura
- Minuman favoritnya itu semua minuman yang menyehatkan
- Binatang favorit Nabilah itu kucing, kelinci & hamster (tapi sayang udah meninggal)
- Warna favoritnya Pink, Merah & Coklat
- Nabilah suka makan pedas katanya mulai suka pedas pas kelas 2 gara-gara ngeliatin temennya makan cabe, terus dia mau banget bisa makan pedas
- Waktu di Jepang Nabilah milih makan Udon pedas, soalnya katanya mirip & ngingetin masakan mamanya di rumah
- Tempat liburan favorit Nabilah itu pantai terutama Pantai Anyer
- Nabilah dari kecil suka banget hiphop dance dan breakdance, tapi katanya gak pernah kesampaian RnB, Nabilah suka genre musik Rock setengah Metal, band rock favoritnya Truth dan Pathetic
- Pelajaran favorit Nabilah itu IPA, Matematika dan Bahsa Inggris. Pelajaran yg gak disukai gak ada katanya “semuanya suka asal kita belajar dan belajar”
- Nabilah di waktu luang seperti prempuan lainnya dia suka shopping, hangout dan jalan-jalan
- Nabilah punya keinginan bikin buku yg memotivasi orang karena dia senang kalau ada orang yang curhat sama dia, dan dia suka memberi nasihat
- Nabilah paling sering curhat ke mama nya
- Nabilah suka ngemil Chiki dan Coklat, katanya abis makan yang asin-asin dia pasti mau makan yang manis-manis
- Makanan yg nggak disukain Nabilah itu Babat, Sate Kambing, pokoknya yg kenyal-kenyal dan Permen Pedas atau Menthol gitu
- Lagu yg wajib didengerin Nabilah tiap hari itu lagu yg bisa bikin dia joged atau ngedance, contohnya Rihanna, LMFAO, Black Eyed Peas
- Waktu kecil Nabilah sering main-main acting sendiri ceritanya jadi penjual atau acting nangis tapi katanya kalau di depan kamera & orang banyak dia malu
- Nabilah lebih seneng sharing sama orang dewasa dan lebih tua dari dia tapi sharing hal-hal yang positive.
- Suka sama Doraemon !! mirip kayak kak Sonia ~
- Di sekolah suka sama pelajaran IPA, Art, Agama dan Bahasa Inggris
- Nabilah anak ke-2 dari 3 bersaudara, semua saudaranya laki-laki
- Nabilah, di TV Jepang jadi sorotan loh
- hobby nya baca buku-buku manajemen dan bisnis biar jadi pengusaha sukses,, (Aminn,,mudahan tercapai ya)
- Ingin jadi pengusaha Franchise Karaoke sukses kayak Inul Daratista dan Rossa. Supaya fansnya bisa nyanyi disitu
- Paling suka makan pedas dan asam, bahkan gak bisa makan kalo makanannya gak pedas dan asam
- Lagu kesukaan Nabilah adalah Kiroro - Mira e (OST : FF IV) , Simple plan- I can wait forever dan lain-lain , LMFAO-party rock athem , Bring Me The Horizon(BMTH) - Medusa Dan lain-lain.
- Nabilah said “Nabilaholic sangat berarti bagi aku sekalin keluargaku. Dan aku minta tolong ya maklumin klalau aku gak bisa balas mention karena aku sibuk
- Pesan Nabilah : Cuma satu yang aku pengen, jangan pernah kalian berfikir negative tentang aku, berpikirlah positive tentang aku yaa..!
- Harapan Nabilah : Semoga Nabilaholic makin sukses & kreatif dalam mensupport aku. Semoga Nabilaholic bisa dukung aku sampai kapanpun
- Tanggapan Nabilah terhadap haters : Aku gak terlalu sedih sih untuk yang gak suka atau apa lah sama aku. Yang penting aku tetap senyum untuk mereka
- Tanggapan Nabilah terhadap fans yg mengganggu privacy nya : Ngertiin Mereka tapi aku Berusaha untuk beri pengertian pada mereka dengan hati-hati supaya gak nyinggung perasaan mereka
- Jikoshokai (salam perkenalan) Nabilah : “Hay.., Namaku Nabilah, aku si cerewet, Let’s have fun together.
Silahkan cari
Sabtu, 27 Juli 2013
Fakta Tentang Nabilah Ratna Ayu Azalia member JKT48
Fakta Tentang Nabilah Ratna Ayu Azalia member JKT48 :
Jumat, 07 Juni 2013
Fakta Menarik Jelang Duel Indonesia Vs Belanda
Timnas Indonesia akan menghadapi laga bersejarah melawan Belanda pada
hari Jumat, 7 Juni 2013. Laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu
menyimpan sejumlah data dan fakta penting menyangkut kedua tim.
Sejarah
sepakbola antara Indonesia dan Belanda ternyata sudah terjalin sejak
era penjajahan dulu. Olahraga ini sudah jadi simbol perlawanan bumi
putera untuk melawan kolonialisme saat itu.
Tak pelak, hubungan
spesial itu pun terseret hingga ke sepakbola modern. Kehadiran pelatih
asal Belanda di timnas Indonesia sampai persaingan antara pemain
keturunan akan mewarnai laga mendatang.
Berikut fakta menarik menyangkut Timnas Indonesia dan Belanda sepanjang sejarah :
1. Piala Dunia 1938
Semangat sepakbola sudah
mengalir di darah masyarakat Indonesia bahkan saat masih zaman
kolonialisme. Itu bisa terlihat dengan ditunjuknya Indonesia sebagai
peserta Piala Dunia 1938.
Saat itu, Timnas Indonesia bermain
dibawah nama Hindia Belanda. Sebenarnya, Hindia Belanda masih harus
berebut tiket dengan Jepang, namun sang lawan mengundurkan diri karena
terlibat perang dengan China.
Pada Piala Dunia ketiga yang
digelar di Prancis itu Hindia Belanda menggunakan seragam berwarna
oranye dan celana putih, seperti warna seragam yang dipakai kesebelasan
Belanda.
Sayang pada laga pertama di Piala Dunia, Indonesia
meraih kekalahan telah 0-6 dari Hongaria. Setelah itu, Indonesia tak
pernah lagi lolos ke Piala Dunia. Sedangkan, Belanda berhasil tampil
tujuh kali setelah itu.
2. Jejak Pelatih Belanda di Skuad Garuda
Hubungan kedua negara di
sisi sepakbola memang cukup erat. Bahkan, Indonesia beberapa kali
menggunakan jasa pelatih asal Belanda untuk menukangi Timnas Indonesia.
Tercatat
lima pelatih "negeri kincir angin" yang pernah mencicipi karir di tanah
air. Johannes Christoffel van Mastenbroek menjadi pelatih Belanda
pertama yang membesut Hindia Belanda di Piala Dunia 1938.
Setelah
itu, Indonesia baru kembali merekrut pelatih Belanda pada medio 1970-an
dengan mendatangkan, Wiel Coever, yang dijuluki "Albert Einstein-nya
sepakbola". Sayang, karirnya hanya bertahan satu tahun.
Dua tahun
berselang, giliran Frans Van Balkom yang direkrut PSSI pada 1978. Tapi,
lagi-lagi kurang memuaskan sehingga dipecat pada 1979.
Nampak
kurang puas dengan kinerja pelatih Belanda, PSSI lama tak menggunakan
jasa mereka. Sebelum akhirnya menjajal Henk Wullems pada tahun 1996
setelah sukses membawa Bandung Raya juara Liga Indonesia. Ia bertahan
dua tahun dengan prestasi sebuah medali perak SEA Games 1997.
Pelatih
Belanda terakhir yang membesut timnas adalah Wim Rijsbergen. Pria 61
tahun ini gagal total sebagai pelatih. Dari 11 laga, Wim hanya bisa
menang 2 kali, 5 kali imbang dan 6 kali menelan kekalahan. Prestasi
buruk itu membuat karirnya berakhir prematur.
Sebenarnya, pada
skuad pelatih Indonesia saat ini juga ada pria asal Belanda. Pelatih
kepala, Jacksen F Tiago, mempercayakan Raymond Verheijen sebagai
konsultan pelatih fisik timnas. Semoga, karirnya lebih cemerlang
daripada senior-seniornya.
3. Pertemuan Pertama
Indonesia dan Belanda belum pernah bertemu satu sama lain di ajang resmi internasional. Dengan demikian, laga hari Jumat di SUGBK nanti menjadi kesempatan perdana bagi skuad "Garuda" mencicipi kualitas Die Oranje.
Sebelumnya, tim
'beraroma' Belanda yang sempat tampil di stadion kebanggaan masyarakat
Indonesia itu adalah raksasa Eredivise Ajax Amsterdam. Tepatnya tahun
1975, Ajax datang ke Indonesia dengan predikat juara Liga Belanda.
Mereka pun dihadapkan dengan Persija Jakarta di SUGBK. Laga tersebut
berakhir dengan skor imbang 1-1. Pada laga ini, Persija sempat unggul di
menit ke-21 lewat gol Anjas Asmara sebelum dibalas Ajax tiga menit
kemudian lewat Johnny Rep.
4. Reuni Pemain
Menilik
komposisi kedua tim, ada hal yang menarik terkait asal-usul beberapa
pemain. Di tim Belanda, terdapat pemain yang berdarah Indonesia,
sebaliknya di dalam skuad Garuda juga bercokol sederet pemain berdarah
Belanda.
Seperti diketahui, sejak
program naturalisasi dibuka oleh PSSI, banyak pemain Belanda keturunan
Indonesia yang ingin memperkuat Skuad Garuda. Namun saat ini, hanya dua
pemain naturalisasi yang dipanggil ke timnas, yaitu striker Persib
Bandung, Sergio van Dijk, dan pemain Mitra Kukar, Raphael Maitimo.
Van
Dijk bahkan memulai karir bersama bintang Bayern Munich, Arjen Robben,
di klub Belanda Groningen. Sedangkan untuk Maitimo, pria kelahiran
Rotterdam itu pernah tampil bersama Wesley Sneijder dan Robin van Persie
di timnas Belanda U-17.
Sisi menarik juga terkuak dari sudut
Timnas Belanda. Tercatat dua pemainnya saat ini memiliki keturunan darah
Indonesia, yaitu Robin van Persie dan John Heitinga. Van Persie
disebut-sebut keturunan Jawa, sedangkan Heitinga mengatakan ayahnya
lahir di Jakarta.
Kembali ke negara leluhurnya ternyata membuat Heitinga bahagia. Bek Everton tersebut bahkan menyatakan kedatangan ke Jakarta ini sebagai momen spesial dalam hidupnya.
"Akhirnya.
Sebuah momen khusus. Mendarat di Indonesia, di mana kakek dan ayah saya
lahir," tulis pemain yang sudah mengoleksi 89 caps dengan Belanda itu
di akun Twitter-nya.
Belanda memang kerap kali diperkuat oleh
pemain-pemain top yang ternyata memiliki keturunan Indonesia. Sebut
saja, Giovanni van Bronckhorst, Roy Makaay, dan Denny Landzaat.
5. Seret Prestasi
Meski
kualitas pemain kedua tim sangat berbeda jauh, ternyata prestasi
keduanya tidak terlalu jauh berbeda. Meski selalu jadi favorit juara,
baik Indonesia maupun Belanda kerap keok di babak final.
Bagi
Indonesia, final sebuah turnamen sepakbola di regional Asia Tenggara
selalu menjadi target prestasi. Skuad "Garuda" pun berkali-kali mampu
menembus laga final baik di Piala AFF maupun SEA Games.
Sayang,
dari seluruh kesempatan itu hanya satu kali Indonesia merebut medali
emas yaitu pada SEA Games 1991. Sedangkan untuk tim senior, Indonesia
selalu gagal di empat laga final. Empat kali runner-up menjadi prestasi
terbaik sampai saat ini.
Kurang mengkilapnya prestasi ternyata
juga terjadi pada Belanda. Sama seperti negara jajahannya, Die Oranje
hanya berhasil merebut gelar juara pada Piala Eropa 1988. Sedangkan
empat kali mereka hanya mampu mentok di semifinal.
Hal lebih
buruk didapat oleh Belanda di ajang Piala Dunia. Berhasil menembus
partai final di tahun 1974 dan 1978, "Total Football" yang dikembangkan
Johan Cruyff gagal mempersembahkan bintang di atas logo singa KNVB.
Bahkan,
usaha terakhir mereka pada Piala Dunia 2010 lalu juga berujung tragis.
Tampil menjanjikan sepanjang penyisihan, Belanda lagi-lagi gagal juara
usai ditundukkan Spanyol dengan skor 1-0. Nampaknya "kutukan" satu gelar
masih menghantui kedua tim.
6. sergio van dijk
striker naturalisasi indonesia yang akan reuni dengan mantan rekan setim nya di belanda arjen robben, van dijk pernah mengenyam akademi groningen bersama arjen robben selama 5 tahun.
7. raphael maitimo eduardo
raphael maitimo bek naturalisasi indonesia juga akan reuni dengan makan rekan nya di belanda robin van persie, saat itu maitimo memperkuat timnas u17 belanda bersama robin van persie.
8. john heitinga: heitinga
bek andalan tim nasional belanda tapi
tahukah anda jika heitinga adalah keturunan indonesia, john heitinga
adalah satu dari sekian banyak pemain keturunan indoneisa yang bermain
di timnas belanda.
sebelumnya juga ada mantan kapten tim nasional belanda yang berdarah indonesia yaitu giovanni van bronckhorst.
Label:
Belanda,
GBK,
Holland,
Juni 2013,
KNVV,
Netherlands,
PSSI,
PSSI Tandingan,
Timnas Indonesia,
VIVA News
Selasa, 30 April 2013
Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Bukan Mimpi
"Temen-temen blogger, tulisan ini saya ambil dari group di FB (PSSI TANDINGAN 2010-2014). Tulisan ini dibuat oleh Ian Alon Rajagukguk (postingan beliau)."
Siklus terpilihnya sebuah negara ditunjuk menjadi tuan rumah World Cup,
selalu berputar setiap 30 tahun. Indonesia, yang mendaftarkan diri,
nyaris 100% akan terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, jika
siklus FIFA konsisten dipakai sebagai pakem. Jika, pemerintah Indonesia,
tidak mengeluarkan sehelai surat jaminan sampai Mei 2010 ini, maka
Indonesia akan menunggu 42 tahun lagi. Itu pun, pasti akan semakin riuh
gebyar kompetisinya dengan negara-negara yang 42 tahun ke depan, lebih
siap sebagai tuan rumah ketimbang Indonesia yang mensia-siakan peluang
super BERLIAN ini (bukan emas lagi).
Saya sebagai pencinta
bola, dalam posisi tidak memihak kepada PSSI, apalagi selama masih ada
Nurdin Halid dan kawan-kawan. Namun, saya mencoba memberi pencerahan
kepada PSSI (mudah-mudahan ada pergantian secepatnya, seperti yang
diisyaratkan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono).
Pilihannya, sepertinya harus fifty-fyfty, PSSI di rezim Nurdin Halid
memiliki peluang saat mengajukan tuan rumah World Cup 2022, jika
mendapat restu dari Presiden RI, karena terkait dengan tujuh menterinya
yang siap mengakomodir semua keperluan sebagai tuan rumah, seperti
Menteri PU, Perhubungan, Luar Negeri, Pariwisata, Pemuda - Olahraga,
Pendidikan dan Kesehatan dan juga 3 Menko-nya.
Sebaliknya, di
saat yang tepat, sepertinya SBY memiliki feeling yang kuat dalam melihat
peluang Indonesia sebagai tuan rumah Wolrd Cup 2022 (terbukti PWI
Pusat, KONI Pusat dan Menegpora diberi kesempatan bersilahturami dengan
komunitas sepak bola Indonesia untuk membuat sarasehan, 23 Maret 2010
nanti di kota Malang), dengan catatan ada pergantian yang elegan di
kepengurusan PSSI saat ini.
Jika analisis ini benar, maka rezim
Nurdin Halid memang harus keluar dari PSSI, dan setalah itu pihak
Pemerintah menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah (belum terlambat,
sampai 14 Mei 2010). Sehingga, dalam persiapan ke depannya dalam
menyambut Woirld Cup 2022, tidak lagi dipengaruhi pro dan kontra situasi
yang sudah super bobrok di PSSI. Dan, otomatis pengurus PSSI yang baru,
benar-benar membuka lembaran pembinaan, kompetisi dan prestasinya sudah
dimulai dari NOL Besar, hingga merangkak menjadi satu, dua, tiga
langkah ke depan secara bersih, benar dan rapi dalam manajemen
organisasi sepak bola nasional ini.
Mari kita hitung siklus
tuan rumah World Cup berikut ini : Ketika tahun 2014, Brasil ditunjuk
menjadi HOST, maka aturan FIFA, Negara seperti Meksiko dan USA (satu
benua) peluangnya sangat kecil untuk tahun 2022. Negara Qatar, dengan
jumlah penduduk dan wilayah kecil, serta suhu yang sangat tinggi pada
Juni 2022, semakin memperkecil peluangnya memilih negara Asia Tengah
ini. Sedangkan tahun 2018, sepertinya hanya milik anggota UEFA, dan
Inggris merupakan calon terkuat sesuai aturan FIFA, otomatis calon
negara Eropa lainnya, akan gugur dalam memperebutkan jatah di tahun
2022. Mereka ini adalah: duet Spanyol-Portugal, duet Belanda-Belgia, dan
Rusia.
Dengan demikian tahun 2022, hanya milik negara anggota
AFC, yaitu Jepang dan Korea dipastikan tak mungkin terpilih dan hanya
berpeluang kecil dari Asia, karena pernah menjadi tuan rumah bersama
tahun 2002. Sesuai motto FIFA “For the Game, For the World”. Sedangkan,
tetangga kita - Australia, selain sepak bola belum terlalu populer, juga
memliki suhu rendah pada saat Juni – Juli 2022 (musim dingan), ini juga
berpeluang sangat kecil bisa dipilih FIFA.
Prasyarat FIFA proses Bidding
Time Line BIDDING PROCESS
a) 02 Februari 2009 : Batas waktu pengiriman pengajuan Tuan Rumah PIALA DUNIA 2022
b) 16 Februari 2009 : FIFA mengirimkan form pengajuan tuan rumah kepada asosiasi negara yang sudah mengajukan.
c) 16 Maret 2009 : Batas waktu pengiriman form yang telah terisi
(dilampiri: dokumen pelengkap sesuai permintaan FIFA) kepada FIFA.
d) April 2009 : Pendistribusian bidding agreement (perjanjian
penawaran), hosting agreement (perjanjian penyelenggaraan) dan dokumen
lainnya dari FIFA.
e) 11 Desember 2009 : Batas waktu pengiriman bidding agreement yang telah ditandatangani.
f) 14 Mei 2010 : Verifikasi dokumen penawaran oleh FIFA, penandatanganan persetujuan tuan rumah dan dokumen lainnya.
g) 20 Desember 2010 : Penetapan tuan rumah PIALA DUNIA 2018 & 2022
Sampai proses jadwal bidding ini, Indonesia masih belum gugur dalam melakukan prasyarat yang diinginkan FIFA.
Dukungan Internasional
Presiden FIFA Joseph Sepp Blatter “Indonesia bisa jadi contoh. Negara
yang besar, memiliki 230 juta penduduk, fanatik terhadap sepak bola,
serius mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Fantastis!” (Swiss, 24 Agustus 2009).
Presiden AFC dan Anggota
Exco FIFA - M. Hammam Abdulla tetap berkomitmen memperjuangkan Indonesia
dalam persaingan perebutan tuan rumah Piala Dunia 2022. (Kuala Lumpur, 7
Mei 2009).
Dukungan masyarakat AFSEL dan mancanegara saat MSBI
mengkampanyekan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 di Piala
Konfederasi AFSEL Juni 2009
Presiden CONMEBOL dan Anggota Exco
FIFA, Leoz Nicolas bersimpati dan berjanji mendukung pengajuan Indonesia
sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, karena memiliki sejarah sepak bola
yang panjang. Serta menyebarluaskan ke seluruh anggota Conmebol, dan
melobi Anggota Exco FIFA lainnya yang berasal dari negara-negara Amerika
Latin, termasuk Presiden FIFA Joseph S. Blatter dan wakil presiden
senior FIFA Julio H. Grondona (Asuncion-Paraguay, 8 Sep 2009
HOST COUNTRY untuk WORLD CUP ditentukan oleh EXECUTIVE COMMITTEE FIFA
melalui suatu SINGLE TRANSFERABLE VOTE SYSTEM dalam proses BIDDING
Perhitungan dukungan suara yang sudah dilakukan FIFA World Cup 2022
Indonesia (14 suara), USA (3), Australia (2), Jepang (1), Kores Selatan (1), Qatar (0), Tak Memilih/absen (3)
Sepp Blatter, Switzerland (age 73)
Mercurial, controversial ... but the FIFA President has the ultimate
power over Member of AFC’s bid to stage the 2022 World Cup. Possible
vote: Indonesia
Michel Platini, France (54)
UEFA President and
regular critic of Barclays Premier League’s riches. Knows the premium
value of a World Cup in England, though, and might give his blessing.
Possible vote: unknown
Julio Humberto Grondona, Argentina (78)
South American football grandee, 30 years as president of the Argentine
association, Blatter’s senior vice-president. Possible vote: Indonesia
Reynald Temarii, Tahiti (42)
President of OFC. The vote of the new Fifa vice-president could be up for grabs. Possible vote: Australia
Chung Mong Joon, South Korea (58)
Businessman and politician. Fifa vice-president keen on football
philanthropy, so might be impressed by the FA’s global charity work.
Possible vote: Korea
Geoff Thompson, England (64)
Former FA
chairman, now a 2018 bid board member and a Fifa vice-president. A canny
politician behind the closed doors of football’s ruling elite. Possible
vote: Australia
Issa Hayatou, Cameroon (63)
Nineteen-year term
on Fifa executive and key official in African football circles as the
President of CAF. Will want FA to keep pushing its programme of football
aid in Africa. Possible vote: Indonesia
Michel D’Hooghe, Belgium (63)
President of Club Bruges, he could be swayed if the bid from
Belgium-Netherlands drops out in the first round. Possible vote:
Indonesia
Jack Warner, Trinidad & Tobago (66)
Infamous Fifa vice-president and powerful President of CONCACAF angered by bad publicity in England. Possible vote: USA
Ricardo Terra Teixeira, Brazil (62)
The president of the Brazilian confederation is likely to want Portugal
to inherit from Brazil four years on. Possible vote: Indonesia
Ángel María Villar Llona, Spain (59)
President of the Spanish FA, so has his mind made up. If that bid fails
at first hurdle, might favour England. Possible vote: unknown
Mohamed bin Hammam, Qatar (60)
President of AFC Powerful voice, leading growth of Asian football.
England on alert that he will be looking for support for Indonesia for
2022. Possible vote: Indonesia
Senes Erzik, Turkey (age 67)
Honorary president of the Turkish FA, with fond memories of Euro ’96 in
England. One for England to convince. Possible vote: Indonesia
Marios Lefkaritis, Cyprus (62)
Business entrepeneur and honorary president of Cypriot FA with a
passion for football. No allegiances, so ready to be persuaded by bid
candidates. Possible vote: unknown
Chuck Blazer, United States (64)
General secretary of Concacaf, of which Jack Warner is president, so
will need wooing away from Warner’s anti-England position. Possible
vote: USA
Jacques Anouma, Ivory Coast (57)
President of Ivorian
FA who could bring an open mind to voting. Could go with an African bloc
vote, though, which might favour England. Possible vote: Indonesia
Worawi Makudi, Thailand (57)
Has served 12 years on Fifa executive and, as general secretary of Thai
FA, could be swayed towards Japan’s case to support his region.
Possible vote: Indonesia
Franz Beckenbauer, Germany (64)
Football’s so-called “Kaiser”, Germany’s World Cup hero and statesman.
Known to be a strong supporter of a World Cup in England. Possible vote:
Indonesia
Nicolás Léoz, Paraguay (81)
The President of CONMEBOL
as an Oldest member of the executive and long-serving figure in Central
American football. Likely to join the Hispanic bloc in plumping for the
Spain-Portugal bid. Possible vote: Indonesia
Rafael Salguero, Guatemala (62)
Another Concacaf member who could be influenced by Warner, but is more
likely to be part of the Hispanic bloc vote. Possible vote: USA
Junji Ogura, Japan (71)
With Japan likely to drop out of the running early, England will hope
to cash in on his love of Sir Bobby Charlton and Manchester United.
Possible vote: Japan
Hany Abou Rida, Egypt (56)
Businessman and
member of the African federation and Egyptian FA. Not known to support
any bid, but could be sympathetic to England. Possible vote: Indonesia
Amos Adamu, Nigeria (56)
Former teacher and sports administrator, now Nigeria’s director of
sports development, so will be well acquainted with FA’s overseas
footballing missions. Possible vote: Indonesia
Vitaliy Mutko, Russia (50)
First president of the Russian Premier League, now the country’s
Minister for Sport. Big hitter in Russian football, also behind the 2014
Winter Olympic Games in Sochi. Possible vote: Indonesia
Keuntungan Pembinaan Sepak Bola Nasional
Membangun dari awal sistem pembinaan yang benar dari usia 15, 17, 19
dan 21 di semua sentra-sentra yang selama ini menjadi kantong-kantong
taletna sepak bola, seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi
Selatan dan Papua.
Membangun kompetisi sebagai panglima dalam
menelorkan pesepakbola terbaik, dalam sistem pembinaan usia 15, 17, 19
dan 21 khusus untuk sentra-sentra penghasil pemain bertalenta dalam
kantong-kantong wilayah penghasil pemain berbakat.
Dalam waktu
yang sama, mulai 2010 ini, jika berkiblat ke pembinaan sepak bola Eropa
sebagai soko guru prestasi, maka bisa membangun 3 sampai 4 generasi
pembinaan untuk mencapai standart pemain yang bisa bermain dalam event
internasional, di saat dibutuhkan tim nasional Indonesia ke World Cup
2022.
Yaitu membangun kompetisi U-15, dimana secara pembinaan
yang dibantu lewat teknologi, disiapkan untuk bisa menghasilkan 200
sampai 300 pemain berbakat di semua kantong-kantong penghasil pemain
bertalenta seperti yang disebutkan di atas. Agar, bisa menghasilkan 4 – 8
pemain yang benar-benar berbakat dalam usia matang saat 2022, yaitu
berusia 27 tahun.
Melanjutkan pembangunan kompetisi U-15 musim
2011, sehingga bisa menemukan talenta-talenta (tentunya dibantu oleh
para ahli dari pakar-pakar pembinaan dari Belanda, Inggris atau dari
Eropa Timur), agar bisa menemukan 4 – 8 pemain yang siap bermain di
level-level internasional dalam usia 26 tahun.
Dan, tentunya
juga berlanjut membangun kompetisi dari usia dini dari generasi ketiga
dan keempat untuk U-15, di tahun 2012 dan 2013, untuk bisa menemukan
young guns, di saat menedakati World Cup 2022, dalam usia 18 – 21 tahun.
Setelah generasi pertama 2010 sudah ditemukan dengan berbagai kriteris,
dalam bakat – talenta, intelegensi, genetic dan anatomi yang sesuai
ukuran-ukuran menemukan bakat. Maka, pihak PSSI sudah menyiapkan
kantong-kantong asrama yang mirip seperti Ragunan (bisa juga mirip
pesantren modern), dengan fasilitas yang memadai dalam membangun dan
mencetak pemain berbakat selama 12 tahun hingga mendapatkan pemain yang
dibutuhkan.
Kota-kota yang paling pantas membangun
asrama-asrama mirip diklat Ragunan tersebut, adalah Medan, Padang,
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Denpasar,
Balikpapan, Makassar dan Papua. Yang diperkirakan kota-2 tersebut
menjadi pilihan sebagai kota-kota yang dipilih membangun infrastruktur,
mulai dari stadion, lapangan udara, stasiun kereta, jalan tol dan hotel
yang semuanya bertaraf internasional.
Diperkirakan setiap tahun
sejak 2011, setelah mendapatkan hasil kompetisi U-15, rata-rata asrama
diklat diisi sekitar 30 sampai 32 pemain, untuk dibina dari semua unsure
teknis maupun teknis. Dan, setelah mereka sudah bisa dijadikan satu tim
atau dua tim dari masing-masing asrama – diklat. Maka pihak PSSI wajib
memutar kompetisi ke 10 asrama – diklat ini setiap tahun. Jika dirasa
satu musim hanya bisa mendapatkan 20 pertandingan dari mereka, maka
dalam kurun waktu lima tahun berikutnya, mereka sudah bisa memutar
kompetisi dua kali dalam satu tahun. Agar, pemain-pemain yang sudah
terbiasa dalam satu tim, bisa memainkan 40 pertandingan dalam satu
tahun.
Ketika pemain dalam asrama – diklat tersebut memasuki
usia matang, memasuki kompetisi nasional, yaitu U-19 – U-20. Maka,
setiap pemain diberi hak untuk memilih dan bergabung ke klub-klub
anggota Badan liga Indonesia, baik Divisi Utama maupun Super Liga
Indonesia (yang wajib sudah dibenahi sesuai statuta FIFA dan AFC).
Para pemain yang sudah pantas dalam gelangang kompetisi nasional. Maka,
PSSI menindaklanjuti membentuk para pelatih-pelatih yang sudah dipilih
PSSI, untuk bertugas memantau semua pemain binaan World Cup 2022, dalam
setiap bertanding di kompetisi nasional dipantau terus menerus, yang
wajib bekerjasama dengan pelatih klub yang bersangkutan (sebagai aturan
baku), agar setiap pemain benar-benar dipantau secara teknik dan
non-teknik, melalui data-data komputerisasi, agar terdekteksi sistem
taletnt scouting-nya.
Semua yang dibutuhkan membangun
infrastruktur pembinaan, dari asrama – diklat, hingga gizi, tidak ada
yang hanya berupa halusinasi atau khayalan. Semua unsur yang terkait
dalam pembinaan, sudah terukur dan tidak ada ngawur. Dari segi non
teknis, ya harus ada dokter-dokter seperti dokter spikologi, dokter
gizi, dokter ahli jantung, dokter ahli otot (semuanya dari Indonesia,
cukup satu dokter dari luar negeri sebagai konsultan). Dari sisi teknis,
dicarikan ahlinya pelatih-pelatih internasional yang memang ahli
menemukan pemain berbakat (Eropa Barat, seperti Belanda, Perancis,
Jerman atau Eropa Timur dari Rusia, Rep. Ceko atau Serbia), dan PSSI
memberi fasilitas kepada pelatih-pelatih lokal yang berbakat melatih
anak-anak usia dini sebagai asisten-asistennya di semua kota tersebut di
atas.
Untuk masalah anggaran, PSSI dan Pemerintah juga tidak
sulit menghitung semua anggaran yang dibutuhkan mulai dari membangun
kompetisi (transportasi akomodasi), hingga membangun kantong-kantong
asrama – diklat (semuanya bisa dihitung dengan benar), termasuk dalam
mengeluarkan dana-dana membayar para ahli berikut fasilitasnya. Jika
PSSI dan Pemerintah tak siap, ya cukup sebagai sosok-sosok kebijakan,
dan selebihnya dicarikan sosok-sosok profesional untuk bekerja dalam
sebuah kerja sinkronisasi super raksasa, yaitu menuju World Cup 2022.
Keuntungan Politik Luar Neger RI (POLHUKKAM)
1.Piala Dunia bukan hanya tentang sepak bola dan industri olahraga,
World Cup selalu mampu menembus semua batas-batas yang selama ini tak
bisa ditembus akibat masalah ras, suku, agama ataupun primordial apapun.
2.Piala Dunia adalah perwujudan peristiwa budaya yang menyentuh seluruh
umat manusia, bermakna amat dalam bagi komunikasi, persahabatan, dan
penghargaan antar bangsa.
3.Bersaing dan memiliki peluang yang
besar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia (seperti saat ini) merupakan
momentum yang sulit didapatkan kembali oleh Bangsa Indonesia dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sepertinya, Indonesia MERDEKA
kembali, mirip pengalaman tahun 1945. Juga melebihi momentum saat
Soekarno mencetuskan KTT Non Blok.
4.Sebagai Tuan Rumah Piala
Dunia 2022, KITA membuktikan bahwa KITA mampu bangkit dan tampil di
percaturan olahraga dunia ,setelah kita kelak mampu menunjukkan prestasi
sepak bola Indonesia di SEA Games 2011, 2013, 2015, 2017, 2019, 2021,
atau Asian Games 2014, 2018, atau World Cup 2014, 2018 dan juga
Olimpiade 2012, 2016, 2020, serta turut aktif membangun pencitrakan
bahwa Indonesia adalah negara yang nyaman dan aman, sekaligus mendorong
modernisasi bangsa, dalam meningkatkan kapasitas SDM bangsa, serta
mendukung promosi kekayaan budaya bangsa, untuk mengangkat harkat dan
martabat Indonesia sebagai bangsa yang besar.
Keuntungan Ekonomi Nasional (PEREKONOMIAN)
1.Faktor yang mendorong suatu negara ingin menjadi Tuan Rumah Piala
Dunia FIFA karena memperoleh keuntungan yang signifikan bagi ekonomi
nasional, bahkan ada yang ingin kembali menjadi tuan rumah seperti,
Jepang, Korea Selatan, USA, Jerman, Inggris, Brasil, dan Argentina.
2.Berdasarkan sejarah penyelenggaraan Piala Dunia selalu mendorong
negara penyelenggara mendapatkan percepatan pembangunan di berbagai
aspek (terutama bagi kota-kota pelaksana pertandingan Piala Dunia itu),
karena penyelenggaraan Piala Dunia selalu mendatangkan keuntungan dari
segi materi. Sebagai contoh: (a) Jerman di tahun 2006 mengalami kenaikan
GDP 1,5 %, investasi mencapai € 6M, impuls di bidang konsumsi € 3M,
yang secara keseluruhan mencapai € 40M, serta pencitraan bagi pariwisata
Jerman; (b) Korsel di tahun 2002 mendapat keuntungan ekonomi $ 26,9M
dan terbuka lapangan kerja sebanyak 3,5 juta tenaga kerja selama
persiapan dan penyelenggaraan, dan Jepang keseluruhan mendapatkan untung
$ 34M.
3.Dengan hadirnya warganegara dari 7 (tujuh) negara G-8
tentunya akan memberikan impuls ekonomi yang besar bagi Indonesia
sebagai negara penyelenggara di tahun 2022. Intinya, ini adalag feature
trading bagi para pengusaha-pengusaha lokal yang berbakat dalam
menemukan sistem bisnis kreatif di dunia internasional. Agar mereka
tidak kalah sebagai pengusaha di negeri sendiri, dengan hadirnya sistem
bisnis global.
Keuntungan Kesejahteraan Rakyat (KESRA)
Meningkatkan rasa bangga masyarakat sebagai bagian dari Bangsa
Indonesia, khususnya Pemuda Indonesia sejak saat ini (2010) hingga
setelah penyelenggaraan pada tahun 2022.
Menguatnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka NKRI.
Memberikan pengalaman berinteraksi bagi banyak Anak Muda Indonesia
dengan Warga Dunia, khususnya pemuda yang menjadi Tenaga Relawan.
Meningkatkan taraf hidup rakyat secara langsung maupun tidak langsung
melalui peningkatan lapangan kerja yang sangat signifikan sehingga
berdampak pada meningkatnya kesejahteraan,
khususnya di wilayah kota penyelenggara.
Meningkatkan kunjungan para wisatawan, tidak hanya di kota-kota
penyelenggara bahkan ke tempat-tempat wisata lain di seluruh tanah air.
Indonesia akan memiliki fasilitas stadion bertaraf internasional yang
dapat dipergunakan untuk peningkatan prestasi olahraga Indonesia,
sehingga Kita dapat berprestasi untuk tingkat ASEAN, Asia, dan Dunia.
Bayangkan, jika sampai 2022 nanti, sepertinya kalau tidak ada peristiwa
World Cup, mana mungkin pemerintah daerah berinisitif membangun
fasilitas-fasilitas internasional, yang tidak hanya menciptakan stadion,
tapi juga lapangan udara, pelabuhan kapal laut, stasiun kereta api,
jalan tol, hingga hotel-hotel yang siap dibanjiri 10 juta supporter dari
31 negara (di luar tuan rumah).
Diperkirakan akan menyedot
tenaga kerja selama 12 tahun ke depan, sekitar 10 juta pekerja, dan
setelah peristiwa World Cup selesai digelar di 10 kota besar di
Indonesia, akan menghasilkan efisiensi (akibat infrastuktur sudah
mamadai) sekaligus keuntungan finansial bagi para pengelola
infrastuktur, dan otomatis memberi kontribusi yang luar biasa kepada
pemerintah daerah pada khususnya, dan Indonesia (umunya) dalam
menggunakan anggaran belanja negara (bisa dialihkan ke kota-kota
berikutnya).
Intinya, tuan rumah World Cup itu dipastikan
menguntungkan dari semua aspek sosial, ekonomi, ekonomi, dan tentunya
bagi perkambangan prestasi sepak bola, dan juga cabang-cabang olahraga
lainnya (ikut termotivsi menjadi tuan rumah cabang-cabang olahraga
lainnya di level internasional).
Mengapa Harus Indonesia ?
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk ± 230 juta jiwa
(tahun 2022 bisa mencapai 250 juta), bangsa Indonesia butuh momentum
untuk bangkit kembali menjadi bangsa yang terpandang di bidang olahraga.
Umumnya di antara bangsa-bangsa di Asia (seperti saat kita menjadi
penyelenggara GANEFO Tahun 1963 dan Peringkat ke-2 Asian Games Tahun
1964).
Sepak bola adalah olah raga merakyat yang paling populer
di Indonesia. Kesempatan langka adalah kesempatan EMAS untuk
menunjukkan kepada semua anak muda di Indonesia, bahwa “Dengan persiapan
selama 12 tahun oleh masyarakat bersama Pemerintah, sepak bola
Indonesia pasti bisa berbicara di tingkat Dunia”, sehingga menciptakan
efek bola salju bagi cabang olahraga lain turut meningkatkan
prestasinya.
Kita bersama dapat menciptakan sejarah sebagai
negara pertama di ASEAN yang menjadi tuan rumah World Cup sebagaimana
dukungan yang diberikan oleh Malaysia dan Thailand kepada bangsa
Indonesia. Jika ini terwujud, maka apa yang pernah dikatakan Wiel
Coerver, mantan pelatih tim nasional akhir 70-an, dan kemudian kembali
keliling ke pelosok-pelosok Indonesia tahun 1985, yaitu “Sepak bola
Indonesia sudah tertinggal 25 tahun.” Maka, kalau dihitung sampai saat
ini, sudah tertinggal 50 tahun. Kalkulasinya, dalam 12 tahun ke depan,
Indonesia sudah masuk dalam takaran masuk dalam tim kelas 2 di dunia,
dan otomatis menjadi tim kelas satu di Asia, dan akhirnya menjadi tim
super elit di kawasan Asia Tenggara.
Semua fakta-fakta dari
data FIFA, serta melihat peluang yang sudah di depan mata, sulit
mengatakan kalau ada yang mencintai sepak bola, atau pengamat bola,
bahkan penggila bola, justru menjadi tuan rumah World Cup 2022 hanya
mimpi. Walaupun mimpi itu sehat, asalkan jangan menjadi pemimpi.
Maka, saya katakan bahwa tuan rumah pesta sepak bola dunia ini bukan
mimpi, lihatlah faktanya, jangan melihat kulitnya saja dalam menilai,
menganalisis sepak bola. Karena, misi, visi lembaga sepak bola dunia –
FIFA saja nyaris 100% mendukung Indonesia, koq rakyat Indonesia,
presidennya, menteri-menteri yag terkait justru menolak.
Jangan-jangan kita-kita yang merasa penggila, pencita bola ini sangat
picik melihat sepak bola sebagai alat kebanggaan negara dan bangsa yang
berdaulat.
Saya sebagai pencinta bola, dalam posisi tidak memihak kepada PSSI, apalagi selama masih ada Nurdin Halid dan kawan-kawan. Namun, saya mencoba memberi pencerahan kepada PSSI (mudah-mudahan ada pergantian secepatnya, seperti yang diisyaratkan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono).
Pilihannya, sepertinya harus fifty-fyfty, PSSI di rezim Nurdin Halid memiliki peluang saat mengajukan tuan rumah World Cup 2022, jika mendapat restu dari Presiden RI, karena terkait dengan tujuh menterinya yang siap mengakomodir semua keperluan sebagai tuan rumah, seperti Menteri PU, Perhubungan, Luar Negeri, Pariwisata, Pemuda - Olahraga, Pendidikan dan Kesehatan dan juga 3 Menko-nya.
Sebaliknya, di saat yang tepat, sepertinya SBY memiliki feeling yang kuat dalam melihat peluang Indonesia sebagai tuan rumah Wolrd Cup 2022 (terbukti PWI Pusat, KONI Pusat dan Menegpora diberi kesempatan bersilahturami dengan komunitas sepak bola Indonesia untuk membuat sarasehan, 23 Maret 2010 nanti di kota Malang), dengan catatan ada pergantian yang elegan di kepengurusan PSSI saat ini.
Jika analisis ini benar, maka rezim Nurdin Halid memang harus keluar dari PSSI, dan setalah itu pihak Pemerintah menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah (belum terlambat, sampai 14 Mei 2010). Sehingga, dalam persiapan ke depannya dalam menyambut Woirld Cup 2022, tidak lagi dipengaruhi pro dan kontra situasi yang sudah super bobrok di PSSI. Dan, otomatis pengurus PSSI yang baru, benar-benar membuka lembaran pembinaan, kompetisi dan prestasinya sudah dimulai dari NOL Besar, hingga merangkak menjadi satu, dua, tiga langkah ke depan secara bersih, benar dan rapi dalam manajemen organisasi sepak bola nasional ini.
Mari kita hitung siklus tuan rumah World Cup berikut ini : Ketika tahun 2014, Brasil ditunjuk menjadi HOST, maka aturan FIFA, Negara seperti Meksiko dan USA (satu benua) peluangnya sangat kecil untuk tahun 2022. Negara Qatar, dengan jumlah penduduk dan wilayah kecil, serta suhu yang sangat tinggi pada Juni 2022, semakin memperkecil peluangnya memilih negara Asia Tengah ini. Sedangkan tahun 2018, sepertinya hanya milik anggota UEFA, dan Inggris merupakan calon terkuat sesuai aturan FIFA, otomatis calon negara Eropa lainnya, akan gugur dalam memperebutkan jatah di tahun 2022. Mereka ini adalah: duet Spanyol-Portugal, duet Belanda-Belgia, dan Rusia.
Dengan demikian tahun 2022, hanya milik negara anggota AFC, yaitu Jepang dan Korea dipastikan tak mungkin terpilih dan hanya berpeluang kecil dari Asia, karena pernah menjadi tuan rumah bersama tahun 2002. Sesuai motto FIFA “For the Game, For the World”. Sedangkan, tetangga kita - Australia, selain sepak bola belum terlalu populer, juga memliki suhu rendah pada saat Juni – Juli 2022 (musim dingan), ini juga berpeluang sangat kecil bisa dipilih FIFA.
Prasyarat FIFA proses Bidding
Time Line BIDDING PROCESS
a) 02 Februari 2009 : Batas waktu pengiriman pengajuan Tuan Rumah PIALA DUNIA 2022
b) 16 Februari 2009 : FIFA mengirimkan form pengajuan tuan rumah kepada asosiasi negara yang sudah mengajukan.
c) 16 Maret 2009 : Batas waktu pengiriman form yang telah terisi (dilampiri: dokumen pelengkap sesuai permintaan FIFA) kepada FIFA.
d) April 2009 : Pendistribusian bidding agreement (perjanjian penawaran), hosting agreement (perjanjian penyelenggaraan) dan dokumen lainnya dari FIFA.
e) 11 Desember 2009 : Batas waktu pengiriman bidding agreement yang telah ditandatangani.
f) 14 Mei 2010 : Verifikasi dokumen penawaran oleh FIFA, penandatanganan persetujuan tuan rumah dan dokumen lainnya.
g) 20 Desember 2010 : Penetapan tuan rumah PIALA DUNIA 2018 & 2022
Sampai proses jadwal bidding ini, Indonesia masih belum gugur dalam melakukan prasyarat yang diinginkan FIFA.
Dukungan Internasional
Presiden FIFA Joseph Sepp Blatter “Indonesia bisa jadi contoh. Negara yang besar, memiliki 230 juta penduduk, fanatik terhadap sepak bola, serius mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Fantastis!” (Swiss, 24 Agustus 2009).
Presiden AFC dan Anggota Exco FIFA - M. Hammam Abdulla tetap berkomitmen memperjuangkan Indonesia dalam persaingan perebutan tuan rumah Piala Dunia 2022. (Kuala Lumpur, 7 Mei 2009).
Dukungan masyarakat AFSEL dan mancanegara saat MSBI mengkampanyekan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 di Piala Konfederasi AFSEL Juni 2009
Presiden CONMEBOL dan Anggota Exco FIFA, Leoz Nicolas bersimpati dan berjanji mendukung pengajuan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, karena memiliki sejarah sepak bola yang panjang. Serta menyebarluaskan ke seluruh anggota Conmebol, dan melobi Anggota Exco FIFA lainnya yang berasal dari negara-negara Amerika Latin, termasuk Presiden FIFA Joseph S. Blatter dan wakil presiden senior FIFA Julio H. Grondona (Asuncion-Paraguay, 8 Sep 2009
HOST COUNTRY untuk WORLD CUP ditentukan oleh EXECUTIVE COMMITTEE FIFA melalui suatu SINGLE TRANSFERABLE VOTE SYSTEM dalam proses BIDDING
Perhitungan dukungan suara yang sudah dilakukan FIFA World Cup 2022
Indonesia (14 suara), USA (3), Australia (2), Jepang (1), Kores Selatan (1), Qatar (0), Tak Memilih/absen (3)
Sepp Blatter, Switzerland (age 73)
Mercurial, controversial ... but the FIFA President has the ultimate power over Member of AFC’s bid to stage the 2022 World Cup. Possible vote: Indonesia
Michel Platini, France (54)
UEFA President and regular critic of Barclays Premier League’s riches. Knows the premium value of a World Cup in England, though, and might give his blessing. Possible vote: unknown
Julio Humberto Grondona, Argentina (78)
South American football grandee, 30 years as president of the Argentine association, Blatter’s senior vice-president. Possible vote: Indonesia
Reynald Temarii, Tahiti (42)
President of OFC. The vote of the new Fifa vice-president could be up for grabs. Possible vote: Australia
Chung Mong Joon, South Korea (58)
Businessman and politician. Fifa vice-president keen on football philanthropy, so might be impressed by the FA’s global charity work. Possible vote: Korea
Geoff Thompson, England (64)
Former FA chairman, now a 2018 bid board member and a Fifa vice-president. A canny politician behind the closed doors of football’s ruling elite. Possible vote: Australia
Issa Hayatou, Cameroon (63)
Nineteen-year term on Fifa executive and key official in African football circles as the President of CAF. Will want FA to keep pushing its programme of football aid in Africa. Possible vote: Indonesia
Michel D’Hooghe, Belgium (63)
President of Club Bruges, he could be swayed if the bid from Belgium-Netherlands drops out in the first round. Possible vote: Indonesia
Jack Warner, Trinidad & Tobago (66)
Infamous Fifa vice-president and powerful President of CONCACAF angered by bad publicity in England. Possible vote: USA
Ricardo Terra Teixeira, Brazil (62)
The president of the Brazilian confederation is likely to want Portugal to inherit from Brazil four years on. Possible vote: Indonesia
Ángel María Villar Llona, Spain (59)
President of the Spanish FA, so has his mind made up. If that bid fails at first hurdle, might favour England. Possible vote: unknown
Mohamed bin Hammam, Qatar (60)
President of AFC Powerful voice, leading growth of Asian football. England on alert that he will be looking for support for Indonesia for 2022. Possible vote: Indonesia
Senes Erzik, Turkey (age 67)
Honorary president of the Turkish FA, with fond memories of Euro ’96 in England. One for England to convince. Possible vote: Indonesia
Marios Lefkaritis, Cyprus (62)
Business entrepeneur and honorary president of Cypriot FA with a passion for football. No allegiances, so ready to be persuaded by bid candidates. Possible vote: unknown
Chuck Blazer, United States (64)
General secretary of Concacaf, of which Jack Warner is president, so will need wooing away from Warner’s anti-England position. Possible vote: USA
Jacques Anouma, Ivory Coast (57)
President of Ivorian FA who could bring an open mind to voting. Could go with an African bloc vote, though, which might favour England. Possible vote: Indonesia
Worawi Makudi, Thailand (57)
Has served 12 years on Fifa executive and, as general secretary of Thai FA, could be swayed towards Japan’s case to support his region. Possible vote: Indonesia
Franz Beckenbauer, Germany (64)
Football’s so-called “Kaiser”, Germany’s World Cup hero and statesman. Known to be a strong supporter of a World Cup in England. Possible vote: Indonesia
Nicolás Léoz, Paraguay (81)
The President of CONMEBOL as an Oldest member of the executive and long-serving figure in Central American football. Likely to join the Hispanic bloc in plumping for the Spain-Portugal bid. Possible vote: Indonesia
Rafael Salguero, Guatemala (62)
Another Concacaf member who could be influenced by Warner, but is more likely to be part of the Hispanic bloc vote. Possible vote: USA
Junji Ogura, Japan (71)
With Japan likely to drop out of the running early, England will hope to cash in on his love of Sir Bobby Charlton and Manchester United. Possible vote: Japan
Hany Abou Rida, Egypt (56)
Businessman and member of the African federation and Egyptian FA. Not known to support any bid, but could be sympathetic to England. Possible vote: Indonesia
Amos Adamu, Nigeria (56)
Former teacher and sports administrator, now Nigeria’s director of sports development, so will be well acquainted with FA’s overseas footballing missions. Possible vote: Indonesia
Vitaliy Mutko, Russia (50)
First president of the Russian Premier League, now the country’s Minister for Sport. Big hitter in Russian football, also behind the 2014 Winter Olympic Games in Sochi. Possible vote: Indonesia
Keuntungan Pembinaan Sepak Bola Nasional
Membangun dari awal sistem pembinaan yang benar dari usia 15, 17, 19 dan 21 di semua sentra-sentra yang selama ini menjadi kantong-kantong taletna sepak bola, seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua.
Membangun kompetisi sebagai panglima dalam menelorkan pesepakbola terbaik, dalam sistem pembinaan usia 15, 17, 19 dan 21 khusus untuk sentra-sentra penghasil pemain bertalenta dalam kantong-kantong wilayah penghasil pemain berbakat.
Dalam waktu yang sama, mulai 2010 ini, jika berkiblat ke pembinaan sepak bola Eropa sebagai soko guru prestasi, maka bisa membangun 3 sampai 4 generasi pembinaan untuk mencapai standart pemain yang bisa bermain dalam event internasional, di saat dibutuhkan tim nasional Indonesia ke World Cup 2022.
Yaitu membangun kompetisi U-15, dimana secara pembinaan yang dibantu lewat teknologi, disiapkan untuk bisa menghasilkan 200 sampai 300 pemain berbakat di semua kantong-kantong penghasil pemain bertalenta seperti yang disebutkan di atas. Agar, bisa menghasilkan 4 – 8 pemain yang benar-benar berbakat dalam usia matang saat 2022, yaitu berusia 27 tahun.
Melanjutkan pembangunan kompetisi U-15 musim 2011, sehingga bisa menemukan talenta-talenta (tentunya dibantu oleh para ahli dari pakar-pakar pembinaan dari Belanda, Inggris atau dari Eropa Timur), agar bisa menemukan 4 – 8 pemain yang siap bermain di level-level internasional dalam usia 26 tahun.
Dan, tentunya juga berlanjut membangun kompetisi dari usia dini dari generasi ketiga dan keempat untuk U-15, di tahun 2012 dan 2013, untuk bisa menemukan young guns, di saat menedakati World Cup 2022, dalam usia 18 – 21 tahun.
Setelah generasi pertama 2010 sudah ditemukan dengan berbagai kriteris, dalam bakat – talenta, intelegensi, genetic dan anatomi yang sesuai ukuran-ukuran menemukan bakat. Maka, pihak PSSI sudah menyiapkan kantong-kantong asrama yang mirip seperti Ragunan (bisa juga mirip pesantren modern), dengan fasilitas yang memadai dalam membangun dan mencetak pemain berbakat selama 12 tahun hingga mendapatkan pemain yang dibutuhkan.
Kota-kota yang paling pantas membangun asrama-asrama mirip diklat Ragunan tersebut, adalah Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Makassar dan Papua. Yang diperkirakan kota-2 tersebut menjadi pilihan sebagai kota-kota yang dipilih membangun infrastruktur, mulai dari stadion, lapangan udara, stasiun kereta, jalan tol dan hotel yang semuanya bertaraf internasional.
Diperkirakan setiap tahun sejak 2011, setelah mendapatkan hasil kompetisi U-15, rata-rata asrama diklat diisi sekitar 30 sampai 32 pemain, untuk dibina dari semua unsure teknis maupun teknis. Dan, setelah mereka sudah bisa dijadikan satu tim atau dua tim dari masing-masing asrama – diklat. Maka pihak PSSI wajib memutar kompetisi ke 10 asrama – diklat ini setiap tahun. Jika dirasa satu musim hanya bisa mendapatkan 20 pertandingan dari mereka, maka dalam kurun waktu lima tahun berikutnya, mereka sudah bisa memutar kompetisi dua kali dalam satu tahun. Agar, pemain-pemain yang sudah terbiasa dalam satu tim, bisa memainkan 40 pertandingan dalam satu tahun.
Ketika pemain dalam asrama – diklat tersebut memasuki usia matang, memasuki kompetisi nasional, yaitu U-19 – U-20. Maka, setiap pemain diberi hak untuk memilih dan bergabung ke klub-klub anggota Badan liga Indonesia, baik Divisi Utama maupun Super Liga Indonesia (yang wajib sudah dibenahi sesuai statuta FIFA dan AFC).
Para pemain yang sudah pantas dalam gelangang kompetisi nasional. Maka, PSSI menindaklanjuti membentuk para pelatih-pelatih yang sudah dipilih PSSI, untuk bertugas memantau semua pemain binaan World Cup 2022, dalam setiap bertanding di kompetisi nasional dipantau terus menerus, yang wajib bekerjasama dengan pelatih klub yang bersangkutan (sebagai aturan baku), agar setiap pemain benar-benar dipantau secara teknik dan non-teknik, melalui data-data komputerisasi, agar terdekteksi sistem taletnt scouting-nya.
Semua yang dibutuhkan membangun infrastruktur pembinaan, dari asrama – diklat, hingga gizi, tidak ada yang hanya berupa halusinasi atau khayalan. Semua unsur yang terkait dalam pembinaan, sudah terukur dan tidak ada ngawur. Dari segi non teknis, ya harus ada dokter-dokter seperti dokter spikologi, dokter gizi, dokter ahli jantung, dokter ahli otot (semuanya dari Indonesia, cukup satu dokter dari luar negeri sebagai konsultan). Dari sisi teknis, dicarikan ahlinya pelatih-pelatih internasional yang memang ahli menemukan pemain berbakat (Eropa Barat, seperti Belanda, Perancis, Jerman atau Eropa Timur dari Rusia, Rep. Ceko atau Serbia), dan PSSI memberi fasilitas kepada pelatih-pelatih lokal yang berbakat melatih anak-anak usia dini sebagai asisten-asistennya di semua kota tersebut di atas.
Untuk masalah anggaran, PSSI dan Pemerintah juga tidak sulit menghitung semua anggaran yang dibutuhkan mulai dari membangun kompetisi (transportasi akomodasi), hingga membangun kantong-kantong asrama – diklat (semuanya bisa dihitung dengan benar), termasuk dalam mengeluarkan dana-dana membayar para ahli berikut fasilitasnya. Jika PSSI dan Pemerintah tak siap, ya cukup sebagai sosok-sosok kebijakan, dan selebihnya dicarikan sosok-sosok profesional untuk bekerja dalam sebuah kerja sinkronisasi super raksasa, yaitu menuju World Cup 2022.
Keuntungan Politik Luar Neger RI (POLHUKKAM)
1.Piala Dunia bukan hanya tentang sepak bola dan industri olahraga, World Cup selalu mampu menembus semua batas-batas yang selama ini tak bisa ditembus akibat masalah ras, suku, agama ataupun primordial apapun.
2.Piala Dunia adalah perwujudan peristiwa budaya yang menyentuh seluruh umat manusia, bermakna amat dalam bagi komunikasi, persahabatan, dan penghargaan antar bangsa.
3.Bersaing dan memiliki peluang yang besar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia (seperti saat ini) merupakan momentum yang sulit didapatkan kembali oleh Bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sepertinya, Indonesia MERDEKA kembali, mirip pengalaman tahun 1945. Juga melebihi momentum saat Soekarno mencetuskan KTT Non Blok.
4.Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022, KITA membuktikan bahwa KITA mampu bangkit dan tampil di percaturan olahraga dunia ,setelah kita kelak mampu menunjukkan prestasi sepak bola Indonesia di SEA Games 2011, 2013, 2015, 2017, 2019, 2021, atau Asian Games 2014, 2018, atau World Cup 2014, 2018 dan juga Olimpiade 2012, 2016, 2020, serta turut aktif membangun pencitrakan bahwa Indonesia adalah negara yang nyaman dan aman, sekaligus mendorong modernisasi bangsa, dalam meningkatkan kapasitas SDM bangsa, serta mendukung promosi kekayaan budaya bangsa, untuk mengangkat harkat dan martabat Indonesia sebagai bangsa yang besar.
Keuntungan Ekonomi Nasional (PEREKONOMIAN)
1.Faktor yang mendorong suatu negara ingin menjadi Tuan Rumah Piala Dunia FIFA karena memperoleh keuntungan yang signifikan bagi ekonomi nasional, bahkan ada yang ingin kembali menjadi tuan rumah seperti, Jepang, Korea Selatan, USA, Jerman, Inggris, Brasil, dan Argentina.
2.Berdasarkan sejarah penyelenggaraan Piala Dunia selalu mendorong negara penyelenggara mendapatkan percepatan pembangunan di berbagai aspek (terutama bagi kota-kota pelaksana pertandingan Piala Dunia itu), karena penyelenggaraan Piala Dunia selalu mendatangkan keuntungan dari segi materi. Sebagai contoh: (a) Jerman di tahun 2006 mengalami kenaikan GDP 1,5 %, investasi mencapai € 6M, impuls di bidang konsumsi € 3M, yang secara keseluruhan mencapai € 40M, serta pencitraan bagi pariwisata Jerman; (b) Korsel di tahun 2002 mendapat keuntungan ekonomi $ 26,9M dan terbuka lapangan kerja sebanyak 3,5 juta tenaga kerja selama persiapan dan penyelenggaraan, dan Jepang keseluruhan mendapatkan untung $ 34M.
3.Dengan hadirnya warganegara dari 7 (tujuh) negara G-8 tentunya akan memberikan impuls ekonomi yang besar bagi Indonesia sebagai negara penyelenggara di tahun 2022. Intinya, ini adalag feature trading bagi para pengusaha-pengusaha lokal yang berbakat dalam menemukan sistem bisnis kreatif di dunia internasional. Agar mereka tidak kalah sebagai pengusaha di negeri sendiri, dengan hadirnya sistem bisnis global.
Keuntungan Kesejahteraan Rakyat (KESRA)
Meningkatkan rasa bangga masyarakat sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, khususnya Pemuda Indonesia sejak saat ini (2010) hingga setelah penyelenggaraan pada tahun 2022.
Menguatnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka NKRI.
Memberikan pengalaman berinteraksi bagi banyak Anak Muda Indonesia dengan Warga Dunia, khususnya pemuda yang menjadi Tenaga Relawan.
Meningkatkan taraf hidup rakyat secara langsung maupun tidak langsung melalui peningkatan lapangan kerja yang sangat signifikan sehingga berdampak pada meningkatnya kesejahteraan,
khususnya di wilayah kota penyelenggara.
Meningkatkan kunjungan para wisatawan, tidak hanya di kota-kota penyelenggara bahkan ke tempat-tempat wisata lain di seluruh tanah air.
Indonesia akan memiliki fasilitas stadion bertaraf internasional yang dapat dipergunakan untuk peningkatan prestasi olahraga Indonesia, sehingga Kita dapat berprestasi untuk tingkat ASEAN, Asia, dan Dunia. Bayangkan, jika sampai 2022 nanti, sepertinya kalau tidak ada peristiwa World Cup, mana mungkin pemerintah daerah berinisitif membangun fasilitas-fasilitas internasional, yang tidak hanya menciptakan stadion, tapi juga lapangan udara, pelabuhan kapal laut, stasiun kereta api, jalan tol, hingga hotel-hotel yang siap dibanjiri 10 juta supporter dari 31 negara (di luar tuan rumah).
Diperkirakan akan menyedot tenaga kerja selama 12 tahun ke depan, sekitar 10 juta pekerja, dan setelah peristiwa World Cup selesai digelar di 10 kota besar di Indonesia, akan menghasilkan efisiensi (akibat infrastuktur sudah mamadai) sekaligus keuntungan finansial bagi para pengelola infrastuktur, dan otomatis memberi kontribusi yang luar biasa kepada pemerintah daerah pada khususnya, dan Indonesia (umunya) dalam menggunakan anggaran belanja negara (bisa dialihkan ke kota-kota berikutnya).
Intinya, tuan rumah World Cup itu dipastikan menguntungkan dari semua aspek sosial, ekonomi, ekonomi, dan tentunya bagi perkambangan prestasi sepak bola, dan juga cabang-cabang olahraga lainnya (ikut termotivsi menjadi tuan rumah cabang-cabang olahraga lainnya di level internasional).
Mengapa Harus Indonesia ?
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk ± 230 juta jiwa (tahun 2022 bisa mencapai 250 juta), bangsa Indonesia butuh momentum untuk bangkit kembali menjadi bangsa yang terpandang di bidang olahraga. Umumnya di antara bangsa-bangsa di Asia (seperti saat kita menjadi penyelenggara GANEFO Tahun 1963 dan Peringkat ke-2 Asian Games Tahun 1964).
Sepak bola adalah olah raga merakyat yang paling populer di Indonesia. Kesempatan langka adalah kesempatan EMAS untuk menunjukkan kepada semua anak muda di Indonesia, bahwa “Dengan persiapan selama 12 tahun oleh masyarakat bersama Pemerintah, sepak bola Indonesia pasti bisa berbicara di tingkat Dunia”, sehingga menciptakan efek bola salju bagi cabang olahraga lain turut meningkatkan prestasinya.
Kita bersama dapat menciptakan sejarah sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi tuan rumah World Cup sebagaimana dukungan yang diberikan oleh Malaysia dan Thailand kepada bangsa Indonesia. Jika ini terwujud, maka apa yang pernah dikatakan Wiel Coerver, mantan pelatih tim nasional akhir 70-an, dan kemudian kembali keliling ke pelosok-pelosok Indonesia tahun 1985, yaitu “Sepak bola Indonesia sudah tertinggal 25 tahun.” Maka, kalau dihitung sampai saat ini, sudah tertinggal 50 tahun. Kalkulasinya, dalam 12 tahun ke depan, Indonesia sudah masuk dalam takaran masuk dalam tim kelas 2 di dunia, dan otomatis menjadi tim kelas satu di Asia, dan akhirnya menjadi tim super elit di kawasan Asia Tenggara.
Semua fakta-fakta dari data FIFA, serta melihat peluang yang sudah di depan mata, sulit mengatakan kalau ada yang mencintai sepak bola, atau pengamat bola, bahkan penggila bola, justru menjadi tuan rumah World Cup 2022 hanya mimpi. Walaupun mimpi itu sehat, asalkan jangan menjadi pemimpi.
Maka, saya katakan bahwa tuan rumah pesta sepak bola dunia ini bukan mimpi, lihatlah faktanya, jangan melihat kulitnya saja dalam menilai, menganalisis sepak bola. Karena, misi, visi lembaga sepak bola dunia – FIFA saja nyaris 100% mendukung Indonesia, koq rakyat Indonesia, presidennya, menteri-menteri yag terkait justru menolak.
Jangan-jangan kita-kita yang merasa penggila, pencita bola ini sangat picik melihat sepak bola sebagai alat kebanggaan negara dan bangsa yang berdaulat.
Selasa, 23 April 2013
Lirik Lagu Adera – Lebih Indah
F A
Saatku tenggelam dalam sendu
D G
Waktupun enggan untuk berlalu
D D
Ku berjanji untuk menutup pintu hatiku
G A
Entah untuk siapapun itu
D A
Semakin ku lihat masa lalu
A# A
Semakin hatiku tak menentu
G D
Tetapi satu sinar terangi jiwaku
Em A
Saatku melihat senyummu
Reff :
D Em
Dan kau hadir merubah segalanya
A F#
Menjadi lebih indah
B Em
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
A D
Membuatku merasa sempurna
Em
Dan membuatku utuh
A F#m
‘Tuk menjalani hidup
B E
Berdua denganmu selama-lamanya
A D
Engkaulah yang terbaik untukku
Interlude : A D A
D A
Kini ku ingin hentikan waktu
A# Am
Bila kau berada di dekatku
G A
Bunga cinta bermekaran dalam jiwaku
Em A
Kan ku petik satu untukmu
Reff :
D Em
Dan kau hadir merubah segalanya
A F#
Menjadi lebih indah
B Em
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
A D
Membuatku merasa sempurna
Em
Dan membuatku utuh
A F#m
‘Tuk menjalani hidup
B Em
Berdua denganmu selama-lamanya
A D A#
Engkaulah yang terbaik untukku
Am D# D
Ku percayakan seluruh hatiku padamu
A# Am Em A
Kasihku satu janjiku, kaulah yang terakhir bagiku
Reff :
D Em
Dan kau hadir merubah segalanya
A F#
Menjadi lebih indah
B Em
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
A D
Membuatku merasa sempurna
Em
Dan membuatku utuh
A F#m
‘Tuk menjalani hidup
B Em
Berdua denganmu selama-lamanya
A D A#
Engkaulah yang terbaik untukku
A D
(Kaulah yang terbaik untukku)
A D G
Saatku tenggelam dalam sendu
D G
Waktupun enggan untuk berlalu
D D
Ku berjanji untuk menutup pintu hatiku
G A
Entah untuk siapapun itu
D A
Semakin ku lihat masa lalu
A# A
Semakin hatiku tak menentu
G D
Tetapi satu sinar terangi jiwaku
Em A
Saatku melihat senyummu
Reff :
D Em
Dan kau hadir merubah segalanya
A F#
Menjadi lebih indah
B Em
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
A D
Membuatku merasa sempurna
Em
Dan membuatku utuh
A F#m
‘Tuk menjalani hidup
B E
Berdua denganmu selama-lamanya
A D
Engkaulah yang terbaik untukku
Interlude : A D A
D A
Kini ku ingin hentikan waktu
A# Am
Bila kau berada di dekatku
G A
Bunga cinta bermekaran dalam jiwaku
Em A
Kan ku petik satu untukmu
Reff :
D Em
Dan kau hadir merubah segalanya
A F#
Menjadi lebih indah
B Em
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
A D
Membuatku merasa sempurna
Em
Dan membuatku utuh
A F#m
‘Tuk menjalani hidup
B Em
Berdua denganmu selama-lamanya
A D A#
Engkaulah yang terbaik untukku
Am D# D
Ku percayakan seluruh hatiku padamu
A# Am Em A
Kasihku satu janjiku, kaulah yang terakhir bagiku
Reff :
D Em
Dan kau hadir merubah segalanya
A F#
Menjadi lebih indah
B Em
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
A D
Membuatku merasa sempurna
Em
Dan membuatku utuh
A F#m
‘Tuk menjalani hidup
B Em
Berdua denganmu selama-lamanya
A D A#
Engkaulah yang terbaik untukku
A D
(Kaulah yang terbaik untukku)
A D G
Rabu, 10 April 2013
"Kemenangan yang Tertunda"
By : Aldo
"Sebelum saya sampaikan, pengalaman ini sudah saya tulis sejak tanggal 8 April 2013, hari Senin lalu, sesudah saya menerima pengumun hasil testnya."
Silahkan dibaca ya.
Sabtu, 6 April 2013
"Hari ini menjadi hari terakhirku bersiap diri, aku sudah maksimal, dan saat hari ini aku yakin sekali. I can do it. I believe."
Minggu, 7 April 2013
"Hari ini menjadi hari terlelah ku, tapi mungkin diacara paskahan ada some one yang bisa menghiburku. May be Fall In Love, but I have moment with you. Dan aku menunggu kedepannya #someone." Cerita Some One, ada dipostingan berikutnya guys. Thank's
Senin, 8 April 2013
"Memang aku gagal, tapi bukan berarti berakhir. Dalam setiap kegagalan harus ada keputusan yang diambil. Meski besar resikonya"
#AldoQuates
Makasih teman-teman yang sudah mau membaca pengalaman ini, semoga bisa menjadi motivasi bagi saya, kamu, dan kalian semua pembaca. Pasti bisa. Karena aku hanya ingin menjadi dokter.
"Sebelum saya sampaikan, pengalaman ini sudah saya tulis sejak tanggal 8 April 2013, hari Senin lalu, sesudah saya menerima pengumun hasil testnya."
Silahkan dibaca ya.
Sabtu, 6 April 2013
Malam itu, acara paskahan dilingkungan gereja ku, Lingkungan Bintang Timur 1. Doa bersama kami panjatkan. Bersyukur dalam naungan Tuhan Yesus Kristus. Saat acara itu, keluarga ku datang kompak. Ayah, dan 3 orang adik-adikku. Namun ibuku tidak dapat hadir, karena beliau harus dinas malam (perawat RS. Mitra Bekasi Barat). Malam itu, malam terakhir persiapanku untuk mengikuti test Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (FK UPNVJ) di bilangan Fatmawati, Jakarta. Persiapanku sudah maksimal, saat acara paskahan lingkungan gereja, aku juga berdoa agar esok hari aku diberi kemudahan. Hari mulai malam, sehabis makan aku memutuskan untuk kembali kerumah, untuk mempersiapkan pakaian dan kartu ujian besok. Saat akan pulang aku teringat, besok juga ada acara paskahan wilayah gerejaku. Aku dan 3 temanku yang perempuan berlatih disalah satu rumah teman kami. Aku juga bergegas mengambil gitarku. Aku, Sekar, Kanya dan Beatrice segera berlatih, mereka bertiga bernyanyi sambil kuiringi gitar. Setelah kurang lebih satu jam, aku izin untuk pulang lebih, karena esok test. Aku pun pulang, sesampainya dirumah aku siap-siap dan lalu tidur.
"Hari ini menjadi hari terakhirku bersiap diri, aku sudah maksimal, dan saat hari ini aku yakin sekali. I can do it. I believe."
Minggu, 7 April 2013
Pagi pun tiba, ayahku sudah siap. Aku bergegas mandi dan makan. Sebelum berangkat kami berdoa dulu. Aku santai dan seperti biasa saja. Selesai berdoa, aku melihat jam, waktu menunjukan sudah pukul 05.30. Aku dan ayahku bergegas. Perjalanan kami lancar, kami tiba dikampus UPN sekitar jam 7, sedangkan ujian masih jam 8. Aku bergegas naik kelantai 3 sedangkan ayahku menunggu dilantai 1. Aku tidak membuang waktuku, sesampainya aku diruangan aku langsung kembali baca buku, aku pahamin kembali. Sebelum test dimulai, aku ketoilet, agar nanti waktuku saat ujian tak tersita. Bel tanda ujian pun berbunyi. Ujian pertama dimulai, ujian tentang Biologi, soalnya ada 100 terdiri dari 75 soal berbahasa tanah air tercinta, dan sisanya 15 soal berbahasa Inggris. Aku lancar mengerjakan soal-soal ini, karena soalnya hanya kisaran materi yang ternyata aku kuasai sekali, yakni sekitaran sel, bakteri, virus, sistem pencernaan dan jantung. Aku yakin ini akan baik hasilnya. Selesai test pertama kira-kira pukul 10.30. Break, dan bersiap psikotes, aku sudah agak lelah. Padahal saat psikotes haruslah keadaan dalam kondisi stabil. Aku bergegas membeli roti dan teh manis dingin. Jam 11, test psikotest dimulai, diberi batasan waktu sampai jam 1 siang, mengerjakan 567 soal. Woyyy!! Aku kaget, aku tidak yakin!!. Meski soalnya hanya pernyataan ya atau tidak jawabannya. Tapi karena harus dibulatkan untuk scanner, aku melebihi batas waktu itu, lebih sekitar 27 menit. Aku masih berharap agar hasilnya baik esok. Kami segera pulang. Sesampainya dirumah kami berbegas ke acara paskahan.
"Hari ini menjadi hari terlelah ku, tapi mungkin diacara paskahan ada some one yang bisa menghiburku. May be Fall In Love, but I have moment with you. Dan aku menunggu kedepannya #someone." Cerita Some One, ada dipostingan berikutnya guys. Thank's
Senin, 8 April 2013
Hari ini pengumumannya. Sore jam 3. Aku sengaja sudah buka duluan dari web. Namaku tidak ada dan aku sedikit sedih. Tapi aku akan mencoba kembali. Dan aku putuskan aku untuk belajar dirumah dan TIDAK KESEKOLAH.
"Memang aku gagal, tapi bukan berarti berakhir. Dalam setiap kegagalan harus ada keputusan yang diambil. Meski besar resikonya"
#AldoQuates
Makasih teman-teman yang sudah mau membaca pengalaman ini, semoga bisa menjadi motivasi bagi saya, kamu, dan kalian semua pembaca. Pasti bisa. Karena aku hanya ingin menjadi dokter.
Langganan:
Postingan (Atom)