Timnas Indonesia akan menghadapi laga bersejarah melawan Belanda pada
hari Jumat, 7 Juni 2013. Laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu
menyimpan sejumlah data dan fakta penting menyangkut kedua tim.
Sejarah
sepakbola antara Indonesia dan Belanda ternyata sudah terjalin sejak
era penjajahan dulu. Olahraga ini sudah jadi simbol perlawanan bumi
putera untuk melawan kolonialisme saat itu.
Tak pelak, hubungan
spesial itu pun terseret hingga ke sepakbola modern. Kehadiran pelatih
asal Belanda di timnas Indonesia sampai persaingan antara pemain
keturunan akan mewarnai laga mendatang.
Berikut fakta menarik menyangkut Timnas Indonesia dan Belanda sepanjang sejarah :
1. Piala Dunia 1938
Semangat sepakbola sudah
mengalir di darah masyarakat Indonesia bahkan saat masih zaman
kolonialisme. Itu bisa terlihat dengan ditunjuknya Indonesia sebagai
peserta Piala Dunia 1938.
Saat itu, Timnas Indonesia bermain
dibawah nama Hindia Belanda. Sebenarnya, Hindia Belanda masih harus
berebut tiket dengan Jepang, namun sang lawan mengundurkan diri karena
terlibat perang dengan China.
Pada Piala Dunia ketiga yang
digelar di Prancis itu Hindia Belanda menggunakan seragam berwarna
oranye dan celana putih, seperti warna seragam yang dipakai kesebelasan
Belanda.
Sayang pada laga pertama di Piala Dunia, Indonesia
meraih kekalahan telah 0-6 dari Hongaria. Setelah itu, Indonesia tak
pernah lagi lolos ke Piala Dunia. Sedangkan, Belanda berhasil tampil
tujuh kali setelah itu.
2. Jejak Pelatih Belanda di Skuad Garuda
Hubungan kedua negara di
sisi sepakbola memang cukup erat. Bahkan, Indonesia beberapa kali
menggunakan jasa pelatih asal Belanda untuk menukangi Timnas Indonesia.
Tercatat
lima pelatih "negeri kincir angin" yang pernah mencicipi karir di tanah
air. Johannes Christoffel van Mastenbroek menjadi pelatih Belanda
pertama yang membesut Hindia Belanda di Piala Dunia 1938.
Setelah
itu, Indonesia baru kembali merekrut pelatih Belanda pada medio 1970-an
dengan mendatangkan, Wiel Coever, yang dijuluki "Albert Einstein-nya
sepakbola". Sayang, karirnya hanya bertahan satu tahun.
Dua tahun
berselang, giliran Frans Van Balkom yang direkrut PSSI pada 1978. Tapi,
lagi-lagi kurang memuaskan sehingga dipecat pada 1979.
Nampak
kurang puas dengan kinerja pelatih Belanda, PSSI lama tak menggunakan
jasa mereka. Sebelum akhirnya menjajal Henk Wullems pada tahun 1996
setelah sukses membawa Bandung Raya juara Liga Indonesia. Ia bertahan
dua tahun dengan prestasi sebuah medali perak SEA Games 1997.
Pelatih
Belanda terakhir yang membesut timnas adalah Wim Rijsbergen. Pria 61
tahun ini gagal total sebagai pelatih. Dari 11 laga, Wim hanya bisa
menang 2 kali, 5 kali imbang dan 6 kali menelan kekalahan. Prestasi
buruk itu membuat karirnya berakhir prematur.
Sebenarnya, pada
skuad pelatih Indonesia saat ini juga ada pria asal Belanda. Pelatih
kepala, Jacksen F Tiago, mempercayakan Raymond Verheijen sebagai
konsultan pelatih fisik timnas. Semoga, karirnya lebih cemerlang
daripada senior-seniornya.
3. Pertemuan Pertama
Indonesia dan Belanda
belum pernah bertemu satu sama lain di ajang resmi internasional. Dengan
demikian, laga hari Jumat di SUGBK nanti menjadi kesempatan perdana
bagi skuad "Garuda" mencicipi kualitas Die Oranje.
Sebelumnya, tim
'beraroma' Belanda yang sempat tampil di stadion kebanggaan masyarakat
Indonesia itu adalah raksasa Eredivise Ajax Amsterdam. Tepatnya tahun
1975, Ajax datang ke Indonesia dengan predikat juara Liga Belanda.
Mereka pun dihadapkan dengan Persija Jakarta di SUGBK. Laga tersebut
berakhir dengan skor imbang 1-1. Pada laga ini, Persija sempat unggul di
menit ke-21 lewat gol Anjas Asmara sebelum dibalas Ajax tiga menit
kemudian lewat Johnny Rep.
4. Reuni Pemain
Menilik
komposisi kedua tim, ada hal yang menarik terkait asal-usul beberapa
pemain. Di tim Belanda, terdapat pemain yang berdarah Indonesia,
sebaliknya di dalam skuad Garuda juga bercokol sederet pemain berdarah
Belanda.
Seperti diketahui, sejak
program naturalisasi dibuka oleh PSSI, banyak pemain Belanda keturunan
Indonesia yang ingin memperkuat Skuad Garuda. Namun saat ini, hanya dua
pemain naturalisasi yang dipanggil ke timnas, yaitu striker Persib
Bandung, Sergio van Dijk, dan pemain Mitra Kukar, Raphael Maitimo.
Van
Dijk bahkan memulai karir bersama bintang Bayern Munich, Arjen Robben,
di klub Belanda Groningen. Sedangkan untuk Maitimo, pria kelahiran
Rotterdam itu pernah tampil bersama Wesley Sneijder dan Robin van Persie
di timnas Belanda U-17.
Sisi menarik juga terkuak dari sudut
Timnas Belanda. Tercatat dua pemainnya saat ini memiliki keturunan darah
Indonesia, yaitu Robin van Persie dan John Heitinga. Van Persie
disebut-sebut keturunan Jawa, sedangkan Heitinga mengatakan ayahnya
lahir di Jakarta.
Kembali ke negara leluhurnya ternyata membuat Heitinga bahagia. Bek Everton tersebut bahkan menyatakan kedatangan ke Jakarta ini sebagai momen spesial dalam hidupnya.
"Akhirnya.
Sebuah momen khusus. Mendarat di Indonesia, di mana kakek dan ayah saya
lahir," tulis pemain yang sudah mengoleksi 89 caps dengan Belanda itu
di akun Twitter-nya.
Belanda memang kerap kali diperkuat oleh
pemain-pemain top yang ternyata memiliki keturunan Indonesia. Sebut
saja, Giovanni van Bronckhorst, Roy Makaay, dan Denny Landzaat.
5. Seret Prestasi
Meski
kualitas pemain kedua tim sangat berbeda jauh, ternyata prestasi
keduanya tidak terlalu jauh berbeda. Meski selalu jadi favorit juara,
baik Indonesia maupun Belanda kerap keok di babak final.
Bagi
Indonesia, final sebuah turnamen sepakbola di regional Asia Tenggara
selalu menjadi target prestasi. Skuad "Garuda" pun berkali-kali mampu
menembus laga final baik di Piala AFF maupun SEA Games.
Sayang,
dari seluruh kesempatan itu hanya satu kali Indonesia merebut medali
emas yaitu pada SEA Games 1991. Sedangkan untuk tim senior, Indonesia
selalu gagal di empat laga final. Empat kali runner-up menjadi prestasi
terbaik sampai saat ini.
Kurang mengkilapnya prestasi ternyata
juga terjadi pada Belanda. Sama seperti negara jajahannya, Die Oranje
hanya berhasil merebut gelar juara pada Piala Eropa 1988. Sedangkan
empat kali mereka hanya mampu mentok di semifinal.
Hal lebih
buruk didapat oleh Belanda di ajang Piala Dunia. Berhasil menembus
partai final di tahun 1974 dan 1978, "Total Football" yang dikembangkan
Johan Cruyff gagal mempersembahkan bintang di atas logo singa KNVB.
Bahkan,
usaha terakhir mereka pada Piala Dunia 2010 lalu juga berujung tragis.
Tampil menjanjikan sepanjang penyisihan, Belanda lagi-lagi gagal juara
usai ditundukkan Spanyol dengan skor 1-0. Nampaknya "kutukan" satu gelar
masih menghantui kedua tim.
6. sergio van dijk
striker naturalisasi indonesia yang akan reuni
dengan mantan rekan setim nya di belanda arjen robben, van dijk pernah
mengenyam akademi groningen bersama arjen robben selama 5 tahun.
7. raphael maitimo eduardo
raphael maitimo bek naturalisasi indonesia juga akan reuni dengan makan
rekan nya di belanda robin van persie, saat itu maitimo memperkuat
timnas u17 belanda bersama robin van persie.
8. john heitinga: heitinga
bek andalan tim nasional belanda tapi
tahukah anda jika heitinga adalah keturunan indonesia, john heitinga
adalah satu dari sekian banyak pemain keturunan indoneisa yang bermain
di timnas belanda.
sebelumnya juga ada mantan kapten tim nasional belanda yang berdarah indonesia yaitu giovanni van bronckhorst.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar